Straight News Adalah

Straight News Adalah

Technological Advancements

To keep up with the rapidly evolving gaming industry, 77pg.com has continuously upgraded its technology. The website now features an advanced content management system that allows for easy updates and user engagement. Additionally, the site has implemented responsive design to ensure a seamless experience across various devices, including desktops, tablets, and smartphones.

Dengan bangga dibuat dengan ♥ di Polandia

Wallabies back Lote Tuqiri says he expects former Kangaroos rugby league team-mate Timana Tahu to become a Wallaby in his first season after switching codes.

The Parramatta centre on Tuesday signed a four-year deal with the Australian Rugby Union beginning next year, when he will join Tuqiri at the NSW Waratahs Super 14 franchise.

Tuqiri, who has played 50 Tests for the Wallabies since switching from rugby league to union at the end of 2002, said Tahu's signing was a coup for the 15-man code.

They played together in one rugby league Test against Great Britain in 2002 in Sydney and Tuqiri has no doubts Tahu will quickly join him as a dual international.

"I reckon he'll play for the Wallabies in his first year," Tuqiri said Wednesday.

"He's carved up defences in all levels of rugby league and I reckon he'll do that when he comes across."

The 26-year-old three-quarter has played five rugby league Tests for Australia and 11 State of Origin games for NSW.

Waratahs coach Ewen McKenzie said Tahu possessed a number of attributes the team could utilise.

"He's got a phenomenal try-scoring record in rugby league, he just knows how to score tries, he's got size, he's got agility, he's got speed," McKenzie said.

Tahu has said he would want to play at outside centre in union and McKenzie said that is where he would most likely start out.

"He and I have spoken about number 13 and I think the centres is definitely where he wants to play and that's where I'm looking to play him," McKenzie said.

Tuqiri currently occupies the 13 jersey at the Waratahs, but said wing was where he felt most comfortable.

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kata straight viral di media sosial, berikut ini penjelasan arti straight dalam Bahasa Gaul dan arti kata straight serta straight artinya Bahasa Gaul .

Kata straight adalah adjektiva atau kata sifat dalam bahasa Inggris yang memiliki banyak arti, namun arti kata straight pertama adalah lurus.

Sebagai kata sifat, straight juga bisa diartikan jujur atau honest, truthful, fair, frank, candid.

Kemudian, straight juga berarti sederhana atau simple, modest, humble, plain, unassuming.

Selanjutnya, arti kata straight adalah rapi, teratur, beres, kemas, mujur atau beruntung, , legat, jejak, yang dapat dipercaya, sungguh-sungguh, sebenar-benarnya, dan yang bersungguh-sungguh.

Sebagai kata keterangan, arti kata straight adalah langsung, terus, terus terang, setrip, secara jujur, seterip dan , lurus-lurus

Sebagai kata benda, arti kata straight adalah garis lurus, kelurusan, dan kejujuran.

Sementara, arti straight dalam Bahasa Gaul dan straight artinya Bahasa Gaul sering digunakan dalam beberapa hal.

Pertama, arti straight dalam Bahasa Gaul dan straight artinya Bahasa Gaul adalah mujur atau beruntung.

Kata straight yang berarti mujur atau beruntung dijadikan Bahasa Gaul oleh para pemancing, ketika kail mereka ditangkap ikan, maka mereka akan mengucapkan straight.

Kedua, arti straight dalam Bahasa Gaul dan straight artinya Bahasa Gaul adalah lurus atau berurutan atau berderet.

Kata straight yang berarti lurus atau berurutan atau berderet ini digunakan oleh para pemain poker.

Kata straight dijadikan istilah untuk kartu yang berderet dari angka ke kecil ketinggi sebanyak lima kartu.

Mulai dari angka A 2 3 4 5, atau 6 7 8 9 10, atau 10 J Q K A atau 5 6 7 8 9 atau yang lainnya.

Dari Wikikamus bahasa Indonesia, kamus bebas

No, this isn’t a new political campaign slogan; it’s the unofficial motto of the 367th Training Support Squadron.

Salah satu tugas negara adalah memelihara kesejahteraan rakyat dengan membangun sistem yang men-generate keadilan sosial dan menjauhkan rakyat dari kemiskinan. Jika negara lalai membangun sistem yang mensejahterakan seluruh rakyat, niscaya segala program bantuan buat rakyat miskin hanya akan menempatkan negara sebagai pusat kedermawanan.

Fondasi regulasi (legal fondation) dalam bentuk undang-undang, seperti Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Penanganan Fakir Miskin, Undang-Undang Pengelolaan Zakat, Undang-Undang Wakaf, dan lainnya tidak terlepas dari tujuan untuk merealisasikan tugas negara dalam mengelola masalah kesejahteraan yang begitu kompleks.

Kemiskinan dapat digambarkan sebagai bentuk ketidak-adilan sosial dan anomali dari tujuan pembangunan masyarakat madani. Tokoh pejuang pers nasional almarhum Mochtar Lubis menyampaikan kritik sosial yang layak direnungkan;

“Bila Anda tetap saja tidak mendapat penghasilan yang cukup untuk bisa hidup layak sebagai manusia, betapapun kerasnya Anda bekerja dan ingin bekerja, itu adalah ketidakadilan sosial. Bila anak-anak Anda tak dapat bersekolah, atau anak-anak itu tak dapat disekolahkan karena alasan keuangan, itu ketidakadilan sosial. Bila Anda harus tinggal di daerah kumuh yang tidak memenuhi syarat sebagai pemukiman manusia, itu adalah ketidakadilan sosial. Bila Anda sakit dan tidak punya dana untuk membayar dokter, obat dan rekening rumah sakit, itu ketidakadilan sosial. Bila hanya segelintir kaum elite menikmati semua kekuasaan dan semua kemakmuran dan semua kesejahteraan hidup, itu juga ketidakadilan. Bila seorang anak lapar menangis di kegelapan malam, itu adalah tangisan menuntut keadilan. ” (Mochtar Lubis Wartawan Jihad, penyunting Atmakusumah, 1992)

Bangsa Indonesia memiliki kearifan lokal seperti tercermin pada budaya gotong-royong dan tolong menolong yang pada dasarnya dapat menjadi katup pengaman terhadap bahaya kemiskinan. Sebagai contoh, kearifan lokal di Minangkabau mengajarkan, “Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang (berat sama dipikul ringan sama dijinjing) dan “Kaba baiak bahimbauan, kaba buruak bahambauan” (kabar baik berhimbauan, kabar buruk berhamburan). Saya kira hampir semua suku dan etnik di Nusantara memiliki kearifan lokal yang secara eksplisit dan implisit menegaskan keberpihakan terhadap orang-orang yang dalam kesusahan sebagai bentuk tanggung jawab kemanusiaan.

Dalam kenyataan, kenapa orang miskin mengalami kelaparan, anak-anak menderita gizi buruk, anak keluarga miskin bunuh diri karena orang tuanya tidak mampu bayar uang sekolah, seperti terjadi di Jakarta dan di tempat lainnya. Di manakah negara dan kearifan lokal?

Wilayah administrasi negara dibagi habis sampai ke pemerintah desa/kelurahan atau nama lain. Setiap desa/kelurahan atau yang setingkat terbagi menjadi jorong, kampung, atau di perkotaan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Oleh sebab itu tanggungjawab untuk memelihara dan melindungi kesejahteraan rakyat harus berjalan di semua lingkup kewenangan pemerintahan. Motto perjuangan almarhum Said Tuhuleley, tokoh pemberdayaan masyarakat PP Muhammadiyah patut menjadi renungan kita semua dalam upaya memberdayakan masyarakat kecil di manapun, almarhum menyatakan: “Selama rakyat menderita, tidak ada kata istirahat.”

Semua unsur dalam pemerintahan sampai strata paling bawah harus memiliki kepekaan dalam melihat persoalan kemiskinan. Gamawan Fauzi sewaktu menjabat Menteri Dalam Negeri mengingatkan para pejabat di daerah, jangan mengutamakan anggaran untuk kepentingan mereka sendiri, seperti untuk pembangunan rumah pejabat yang mewah, pengadaan mobil mahal, kantor megah dan lainnya yang tidak pantas. Prioritas anggaran harus untuk masyarakat. Sejalan dengan imbauan, pejabat di pusat tentu juga harus menjadi contoh yang baik.

Dalam kaitan ini peran fasilitatif dan mediatif aparatur pemerintah harus dioptimalkan untuk mempercepatan langkah mengatasi kemiskinan. Manajemen pembangunan, konsistensi kebijakan dan keteladanan merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Manajemen pemerintahan harus digerakkan oleh kepemimpinan yang transformatif dan mentalitas aparatur yang bisa membuat rakyat percaya kepada sistem, bukan menunggu keajaiban dalam siklus lima tahun.

Peran kepemimpinan formal di pemerintahan dan peran masyarakat merupakan dua elemen pokok dalam penanggulangan kemiskinan. Semenjak empat dasawarsa lalu di ibukota negara dan di semua daerah sudah ada lembaga pengelola zakat yang menjalankan tugas dan fungsinya membantu orang-orang miskin, yaitu BAZNAS (dahulu BAZIS) dan lembaga-lembaga amil zakat (LAZ) yang diprakarsai masyarakat.

Pembentukan lembaga pengelola zakat adalah bagian integral dari sistem kesejahteraan yang difasilitasi oleh negara. Lembaga pengelola zakat didirikan untuk memberikan pelayanan kepada kaum miskin dan menyelesaikan masalah semua orang. Untuk itu BAZNAS dan LAZ harus “familiar” dengan kenyataan hidup orang miskin. Visi lembaga zakat untuk mengubah mustahik menjadi muzaki sungguh tidak mudah, tetapi minimal bisa membuat mustahik menjadi mandiri sehingga terbebas dari fakir dan miskin. Karena itu, lembaga zakat harus benar-benar menerapkan manajemen Islami agar berkah.

Di sekitar isu kemiskinan sebagai persoalan serius bangsa, masih ingatkah pembaca tahun 2013 lalu seorang bocah putus sekolah bernama Tasripin (12 th) yang menjadi buruh tani untuk menghidupi ketiga adiknya tiba-tiba menjadi berita nasional? Simpati dan bantuan spontan pada waktu itu berdatangan bahkan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengetahui kasus tasripin melalui twitter. Tasripin setiap hari bekerja di sawah agar adik-adiknya bisa makan. Satinah, ibu mereka, meninggal dunia dua tahun silam di usia 37 tahun akibat terkena longsoran batu saat menambang pasir di dekat rumahnya. Kuswito, ayahnya, mencari nafkah di luar kota. Tasripin dan adik-adiknya hidup sebatang kara dan hanya berteman tetangga yang kerap memberi mereka makanan. Hal yang mengesankan, sore hari ia masih sempat mengajar adik-adiknya membaca Al Quran dan mengajak shalat di mushalla depan rumahnya. Tasripin memperoleh hadiah uang dari Presiden, Menteri Agama, dan mendapat simpati luar biasa dari pejabat pusat dan daerah. Rumah tempat tinggal Tasripin di Banyumas, Jawa Tengah direnovasi oleh Kodim dan Korem yang bertindak cepat memberi bantuan. Cerita dan kisah Tasripin telah berlalu dan mungkin telah terlupakan karena tertutup oleh isu-isu baru.

Tasripin hanyalah potret “gunung es” kemiskinan absolut dan kepincangan sosial di negara kita yang berdasarkan Pancasila. Di pelosok tanah air masih banyak anak-anak keluarga miskin yang bernasib sama atau mungkin lebih pahit hidupnya daripada Tasripin yang beruntung karena diekspos oleh media.

Para pemimpin dan elite di pusat dan di daerah-daerah tidak seharusnya mengalami “rabun dekat” dengan realita kemiskinan, atau menutup-nutupi fakta tentang kemiskinan di daerahnya. Kemiskinan dan kepincangan sosial harus diatasi dengan pendekatan regulatif dan kebijakan, bukan dengan pendekatan yang bersifat karikatif. Pemimpin yang bijaksana tentu tidak mau menjadikan rakyatnya bermental pengemis. Pemimpin yang bijaksana tentu menyadari bahwa negara wajib membangun sistem yang menghasilkan pemerataan kesejahteraan, menjamin keamanan serta menegakkan hukum dan keadilan. Di sinilah perbedaan antara tindakan negara dan tindakan masyarakat dalam mengatasi masalah kemiskinan.

Wallahu a’lam bisshawab.

Evolution of the Website

Over the years, 77pg.com has evolved from a basic forum to a fullyfledged gaming website. In 2012, the website introduced its first gaming review section, providing detailed insights into popular games. By 2015, the site had expanded its content to include game guides, news updates, and a communitydriven feature that allowed users to share their experiences and strategies.

The target audience of 77pg.com has always been gaming enthusiasts, from casual players to hardcore gamers. The site's diverse content caters to different interests, ensuring that there is something for everyone. This inclusive approach has helped in building a loyal user base over the years.

Gaming Content Offered